Jumat, 09 Mei 2014

Logika Sebagai Instrumen Ilmu Pengetahuan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
      Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata-kata berfikir logis, alasannya tidak logis, argumentasinya logis, kabar itu tidak logis. Logis adalah hal-hal yang masuk akal, sedangkan tidak logis itu kebalikannya yaitu tidak masuk akal.
      Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Dengan rasa ingin tahunya manusia berusaha mendapatkan  pengetahuan  yang  benar.  Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya. Manusia memikirkan  hal-hal yang baru,  menjelajah ufuk baru, karena manusia hidup bukan sekedar untuk hidup, namun lebih dari itu yang menyebabkan manusia mengembangkan pengetahuannya dan pengetahuan ini jugalah yang mendorong manusia menjadi makhluk yang khas dimuka bumi ini.
     Dalam mempelajari ilmu pengetahuan, secara tidak langsung manusia akan menemukan logika di dalamnya, karena logika membahas ilmu pengetahuan yang mempelajari aturan-aturan dan cara berfikir yang dapat menyampaikan manusia kepada kebenaran. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai logika baik pengertiaannya dari sisi ilmu pengetahuan, objek yang dipelajari, hubungan antara logika dan ilmu pengetahuan, serta pentingnya mempelajari logika sebagai ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian logika dan bagaimana sejarah singkatnya?
2.      Apa jenis-jenis logika?
3.      Apakah pengertian ilmu dan bagaimana sejarah singkatnya?
4.      Apa jenis-jenis ilmu?
5.      Apakah pengertian logika sebagai instrumen ilmu pengetahuan?
6.      Objek apakah yang dipelajari oleh logika sebagai instrumen ilmu pengetahuan?
7.      Apakah peran penting logika sebagai instrumen ilmu pengetahuan khususnya  bagi mahasiswa PGSD?


















BAB II
    PEMBAHASAN

A.      Pengertian dan Sejarah Singkat Logika
  Secara etimologis, logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari kata benda logos. Kata logos berarti: sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal (fikiran), kata, atau ungkapan lewat bahasa. Kata logikos berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai suatu pertimbangan akal, mengenai kata, mengenai percakapan atau yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme atau dalam bahasa latin disebut logica scientia yang berarti ilmu logika, namun sekarang lazim disebut dengan logika saja.
      Definisi umumnya logika adalah cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu, logika merupakan “jembatan penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang secara terminologis logika didefinisikan teori tentang penyimpulan yang sah yang artinya sesuai dengan pertimbangan akal dan runtut sehingga dapat dilacak kembali yang sekaligus juga benar, yang berarti dituntut kebenaran bentuk sesuai dengan isi.
      Kata ‘Logika’ rupa-rupanya dipergunakan pertama kali oleh Zeno dari Citium. Kaum Sofis, Socrates, dan Plato harus dicatat sebagai perintis lahirnya logika. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles, Theoprostus, dan kaum Stoa. Aristoteles meninggalkan enam buah buku yang oleh murid-muridnya diberi nama Organon. Buku tersebut adalah Categoriae (mengenai pengertian-pengertian), De Interpretatie (mengenai keputusan-keputusan), Analitica Priora (tentang silogisme), Analitica Posteria ( mengenai pembuktian), Topika (mengena berdebat) dan De Sophitis Elenchis (mengenai kesalahan-kesalahan berpikir). Theoprostus mengembangkan logika Aristoteles ini, sedangkan Kaum Stoa mengajukan bentuk-bentuk berpikir yang sistematis. Buku-buku inilah yang menjadi dasar Logika Tradisional.
       Pada masa penerjemahan ilmu-ilmu Yunani ke dalam dunia Arab yang dimulai pada abad II Hijriah Logika merupakan bagian yang amat menarik  minat kaum Muslimin. Selanjutnya Logika dipelajari secara meriah dalam kalangan luas, menimbulkan berbagai pendapat dalam hubungannya dengan masalah agama. Ibnu Salih dan Imam Nawawi menghukumi haram mempelajari Mantiq sampai mendalam. Al-Gazali menganjurkan dan menganggap baik, sedangkan menurut Jumhur Ulama memperbolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya dan kokoh imannya.
     Pada abad XIII sampai dengan abad XV tampilah Petrus Hispanus, Roger Beacon, Raymundus Lullus dan Wilhelm Orcham mengetengahkan Logika yang berbeda sekali dengan metode Aristoteles yang kemudian kita kenal dengan Logika Modern. Raymundus Lullus mengemukakan metode baru logika yang disebut Ars Magna, semacam aljabar pengertian dengan maksud membuktikan kebenaran-kebenaran tertinggi.
     Penemuan-penemuan baru pada abad XVII dan XVIII ketika Francis Bacon mengembangkan metode induktif, ia menyusun buku Novum Organum Scientiarum. W. Leibnitz menyusun logika aljabar untuk membuat sederhana pekerjaan akal serta  memberi kepastian. Emanuel Kant menemukan Logika Transendental ( Logika yang menyelidiki bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas pengalaman).
     Pada abad XIX Logika dipandang sebagai sekedar peristiwa psikologis dan metodis seperti yang diajarkan oleh W. Wund, J. Dewey dan M. Baldwin

B.       Jenis-jenis Logika
Dilihat secara historis terdapat dua macam logika yaitu logika naturalis dan loika artifisial (buatan) :
1.      Logika Naturalis
      Sejak manusia melakukan kegiatan berfikir, ketika itulah ia telah mempraktikkan aturan-aturan berfikir, meskipun sama sekali tidak  disadarinya. Jadi sejak manusia itu ada, sejak itu pula ia telah berlogika. Namun kemampuan berlogika di sini hanya merupakan bawaan kodrat manusia semata-mata.
2.      Logika Artifisial
     Lahirnya logika artifisial paling tidak didorong oleh dua hal yakni:
a.       Kemampuan berlogika secara alamiah terasa sangat terbatas;
b.      Permasalahan yang dihadapi umat manusia makin hari makin kompleks.
Logika artifisial dilihat dari segi bentuk dan isi dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu logika material atau logika mayor, dan logika formal atau juga disebut logika minor. Logika material sebagaimana dikemukakan Gie (dalam Karomani, 2009) yaitu logika yang membicarakan materi-materi atau realitas yang berhubungan dengan pikiran. Logika meterial membicarakan persesuaian antara pikiran dengan objek yang dipikirkan. Logika ini disebut juga dengan istilah epistemology. Sedangkan logika formal adalah logika yang mempelajari bentuk berpikir. Bentuk berpikir yaitu aturan-aturan dan metode-metode atau prinsip-prinsip yang digunakan oleh seseorang untuk mampu berpikir tepat. Jadi sebagaimana dikekemukakan Chruch (dakam Karomani,2009) logika formal menyelidiki struktur proporsi-proporsi terkait dengan penalaran deduktif, dan kajiannya hanya menelaah bentuk logsnya saja.
      Logika formal terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu logika tradisional, dan logika modern. Logika tradisional mempelajari asas dan aturan penyimpulan yang sah menurut bentuk penalaran saja. Apa yang disimpulkan atau isi dari perbincangan tidak berperan menentukan sah atau tidaknya kesimpulan yang diturunkan. Adapun yang dimaksud dengan logika modern yaitu merupakan bentuk-bentuk logika formal, tetapi daya keformalannya lebih besar, karena lingkup yang dijangkau jauh melampaui logika tradisional yang masih terikat pada penggunaan bahasa yang amat terbatas dalam penyampaian pengertian-pengertian yang objektif.
Adapun Logika menurut The Liang Gie (1980) terbagi menjadi lima bagian:
1.      Logika Makna Luas dan Logika Makna Sempit
       Dalam arti sempit istilah tersebut dipakai searti dengan deduktif atau logika formal. Sedangkan dalam arti yang lebih luas pemakaiannya mencakup kesimpulan-kesimpulan dari berbagai bukti dan tentang bagaimana sistem penjelasan di susun dalam ilmu alam serta meliputi pula pembahasan mengenai logika itu sendiri.
2.      Logika Deduktif dan Induktif
      Logika deduktif adalah suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas pelajaran yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan suatu kesimpulan sebagai kemestian dari pangkal pikirnya sehingga bersifat betul menurut bentuknya saja. Logika induktif merupakan suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang betul dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi.
3.      Logika Formal dan Material
       Logika formal adalah mempelajari asas aturan atau hukum-hukum berfikir yang harus ditaati agar orang dapat berfikir dengan benar mencapai kebenaran. Logika material mempelajari langsung pekerjaan akal serta menilai hasil-hasil logika formal dan mengujinya dengan kenyataan praktis sesungguhnya. Logika material mempelajari sumber-sumber dan asalnya pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan dan akhirnya merumuskan metode ilmu pengetahuan itu. Dan sekarang, logika formal adalah ilmu yang mengandung kumpulan kaidah cara berfikir untuk mencapai kebenaran.
4.       Logika Murni dan Terapan
         Logika murni adalah merupakan suatu pengetahuan mengenai asas dan aturan logika yang berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan-pernyataan dengan tanpa mempersoalkan arti khusus dalam suatu cabang ilmu dari sitilah yang dipakai dalam pernyataan dimaksud. Logika terapan adalah pengetahuan logika yang diterapkan dalam setiap cabang ilmu bidang-bidang filsafat dan juga dalam pembicaraan yang menggunakan bahasa sehari-hari.
5.      Logika Falsafati dan Matematik
        Logika falsafati dapat digolongkan sebagai suatu ragam atau bagian logika yang masih berhubungan sangat erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat, seperti logika kewajiban dengan etika atau logika arti dengan metafisika. Adapun logika matematik serta bentuk lambang yang khusus dan cermat untuk menghindarkan makna ganda atau kekaburan yang terdapat dalam bahasa biasa.

Secara penerapan logika terbagi menjadi 4 yaitu :
1.       Logika individu : adalah anggapan seseorang atas apa yang dia lakukan.
2.      Logika sosial : adalah anggapan perilaku seseorangyang berhubungan dingan orang lain atau menyangkut umum.
3.      Logika yang berhubungan dengan kuun waktu: adalah anggapan yang dapat berubah sesuai dengan kemajuan zaman.
4.      Logika berdasarkan ilmu pengetahuan : adalah suatu anggapan yang sewaktu waktu dapat berubah seiring dengan penemuan baru dari penelitian para ahli yang lebih nyata.

C.      Pengertian Ilmu dan Sejarah Singkatnya
      Ilmu adalah sesuatu yang dapat membuat seseorang untuk lebih mengerti akan suatu hal dengan cara melalui pengajaran. Ilmu bisa diperoleh melaui lingkungan sekitar ataupun di dalam lembaga pendidikan seperti sekolah, akademi, universitas, ataupun lembaga bimbingan. Ilmu dibagi menjadi dua, yaitu ilmu akademik dan ilmu non-akademik. Ilmu akademik adalah ilmu yang diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan seperti contoh : Matematika, IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS (Ilmu pengetahuan Sosial), Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan lain-lain. Sedangkan Ilmu non-akademik adalah ilmu yang diperoleh dari aktivitas sehari-hari seperti contoh : Ilmu memasak, memperbaiki sesuatu, ilmu cinta, serta masih banyak lagi ilmu yang tidak menggunakan teori yang lainnya. Ilmu akan dapat membuat seseorang lebih mengetahui akan suatu hal. Dengan adanya ilmu juga diharapkan seseorang bisa lebih cerdas dan terampil dalam mengerjakan suatu pekerjaan yang ada.
Pada bagian ini, saya mengajak Anda selintas melihat  sejarah lahirnya Ilmu Pengetahuan. Ketika  berbicara mengenai Ilmu Pengetahuan,  maka kita merujuk pada Ilmu Pengetahuan Barat, bukan Timur semisal Tiongkok,  karena memiliki karakteristik  berbeda. Ilmu Pengetahuan Barat inilah, misalnya  Ilmu Kedokteran Barat (dan bukan Kedokteran Timur) yang saat ini diakui dunia ilmiah.
Dan ketika berbicara tentang Ilmu Pengetahuan Barat, maka  pembahasan kita cenderung  berawal dari zaman Yunani Kuno, ketika sejumlah kisah mitos lahir memenuhi keingintahuan manusia. Awalnya adalah gerakan budaya. Bangunan, lukisan, dan karya-karya seni Yunani dihadirkan kembali; rindu pada Zaman Yunani dulu. Namun, belakangan, bukan semata karya seni, melainkan juga kebebasan dan keliaran berpikir para Filsuf Yunani Kuno pun didamba oleh mereka. Ilmu Pengetahuan Modern  mulai mencari dan mendapatkan bentuknya. Abad Pencerahan tiba, Filsafat Alam yang terlahir lebih dahulu daripada Filsafat Sosial, maka Ilmu-ilmu Alam lahir lebih dahulu daripada Ilmu-ilmu Sosial.
Pusat kebudayaan kini bergeser ke Wina. Sebuah kota perdagangan yang menjadi jantung dunia pada masa itu. Dan adalah sekelompok orang yang senang berkumpul dan berdiskusi, mencoba membedakan hadirnya “jenis pengetahuan baru” yang berbeda dengan Mitologi, Filsafat, atau Teologi itu. Jenis pengetahuan “baru” ini memiliki kriteria dan tata cara/metodanya sendiri, yang kemudian disebut jalan ilmiah metoda saintifik.

D.      Jenis-jenis Ilmu
      Dalam pengetahuan modern dikenal pembagian ilmu atas kelompok ilmu aposteori dan kelompok ilmu a priori. Ilmu a posteori adalah ilmu pengetahuan yang kita peroleh dari pengalaman inderawi seperti Ilmu Kimia, Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Kesehatan, pendeknya semua ilmu yang bersumber pada pengalaman dan eksperimen.
      Ilmu a priori adalah ilmu-ilmu yang tidak kita peroleh dari pengalaman dan percobaan, tetapi bersumber pada akal itu sendiri. Kebenaran ilmu ini tidak dapat ditemukan dan dikembangkan kepada data empiris sebagaimana ilmu-ilmu a posteori, melainkan kepada akal. Semua ilmu yang tidak tergantung kepada pengalaman dan eksperimen termasuk dalam kelompok ini, begitu juga logika.

E.       Pengertian Logika Sebagai Instrumen Ilmu Pengetahuan
      Sebagai ilmu pengetahuan, logika disebut logike episteme, yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Dengan kata lain Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan.

F.       Objek Yang Dipelajari Logika Sebagai Instrumen Ilmu Pengetahuan
       Suatu ilmu pengetahuan hanya dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan apabila memenuhi persyaratan yang dituntut oleh ilmu pengetahuan secara umum. Persyaratan yang dituntut itu ialah setiap ilmu pengetahuan harus memiliki objek formal dan objek material.  
       Logika sebagai instrumen ilmu pengetahuan obyek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/ proses penalaran). Namun, pemikiran manusia tidak dapat diamati. Oleh karena itu, objek material ini tidak dapat dijadikan sebuah objek untuk dipelajari. Lalu, apa sesungguhnya objek material logika itu? Objek material dari logika sebenarnya adalah manusia itu sendiri, sedangkan objek formalnya ialah kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran yang lurus, tepat, dan teratur yang terlihat lewat ungkapan pikirannya yang diwujudkan dalam bahasa.

G.      Manfaat Mempelajari Logika  Sebagai Instrumen Ilmu Pengetahuan Khususnya Bagi Guru SD
1.      Bagi Masyarakat Umum
     Dengan mengetahui dan memahami logika kita dapat berpikir dengan benar begitu juga orang lain pun dapat memahami apa maksud dari pikiran kita. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Al Farabi bahwa: “Guna logika ialah agar kita dapat membetulkan pemikiran orang lain, atau agar orang lain dapat membenarkan pemikiran kita, atau kita dapat membetulkan pemikiran diri kita sendiri” (A. Hanafi, 1969:96).
      Dengan demikian jelas bahwa apabila kita menguasai logika, kita bisa menilai atau mengukur hasil pemikiran kita dan orang lain apakah benar atau salah. Apabila benar itu yang diharapkan dan apabila salah harus segera dan siap dibetulkan. Sebab apabila pemikiran yang salah dibiarkan bisa menimbulkan kesalahpahaman dan mencelakakan atau menyesatkan.
  Besarnya manfaat mempelajari ilmu logika  ini dikemukakan oleh Taib Thahira Abdul Mu’in (1995:15), yaitu:
a.       Melatih jiwa manusia agar dapat memperhalus jiwa pikirannya.
b.      Mendidik akal pikiran dan mengembangkannya yang sebaik-baiknya dengan melatih dan membiasakan mengadakan penyelidikan-penyelidikan tentang cara berpikir”.
Dengan membiasakan latihan berpikir,  manusia akan mudah dan cepat untuk mengukur atau menilai pikirannya apakah benar atau salah, apakah mudah dipahami atau membingungkan. Dengan demikian mempelajari ilmu ini sebagai perantara yang merupakan suatu jembatan untuk ilmu-ilmu yang lain, juga untuk menimbang bagaimana kebenaran ilmu-ilmu itu terutama dari sudut pandang  teknik atau bentuk pemikirannya.
Manfaat mempelajari ilmu logika juga dikemukakan oleh Abdur Rohman Al Akhdhoriy dalam kitabnya Assulamul Munauroq, yaitu:
“Maka, perlu bagimu mengkaji dan mengerti qoidah-qoidah norma-norma pokok ilmu mantik/logika, yang norma-norma itu menandung beberapa faidah yang penting (umpamanya mengkaji kitab ini) yang aku berinama Assulamul Munauroq, salah satu kitab mantik kecil tapi memadai; yang dengan kitab ini insya Alloh Ilmu Mantik yang tinggi, meninggi langit dapat diatasi” (Cholil Bisri Mustofa, 1991:7).
    Dari kutipan di atas jelas bahwa dengan mempelajari ilmu logika kita dapat mendapatkan ilmu yang tinggi. Ketinggian ini bisa dari segi manfaatnya juga bisa dari segi pemahamannya. Untuk itu bagi kita terutama bagi para pendidik atau siapa saja yang berkecimpung dalam penyampaian suatu ilmu atau informasi kepada orang lain, mempelajari dan memahami ilmu mantik (logika) merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
2.      Bagi Guru
-          Membantu guru untuk berfikir secara rasional, kritis, lurus, tepat, tertib, metodis, dan koheren khususnya saat mengajar dan mendidik siswa nanti.
-          Meningkatkan kemampuan berfikir secara abstrak, cermat, dan objektif, sehingga guru akan bisa mengajar dengan baik.
-          Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berfikir secara tajam dan mandiri, sehingga guru dapat selalu mengembangkan wawasannya guna bisa menjadi fasilitator siswa dalam belajar ilmu-ilmu pengetahuan.
-          Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kekeliruan serta kesesatan. Dengan ini guru diharapkan akan menyampaikan ilmunya dengan sebenar-benarnya kepada siswa.




1 komentar:

  1. Videoslots.net Videoslots.net Videoslots.net | Vimeo
    Videoslots.net by Videoslots.net. Videoslots.net. Videoslots.net. (3). convert youtube playlist to mp3 Vimeo. Stream Videoslots.net on Vimeo.

    BalasHapus